Rabu, 05 Agustus 2009

AHLUS SUNNAH & AKHLAQ MULIA


Pendengar rohimaniyallohu wa iyyakum, , Dalam rubrik percikan Iman kali ini kita akan mempelajari bersama tentang Ahlus-Sunnah dan Akhlaq Mulia, ,

Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin رحمه الله تعالى pernah ditanya, “Apakah karakteristik paling menonjol dari Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat)? Dan apakah adanya kekurangan (yang ada pada diri seseorang) dalam salah satu di antara karakter ini lantas mengeluarkan orang tersebut dari Golongan Yang Selamat?” Maka beliau رحمه الله تعالى menjawab: “Karakter paling menonjol yang dimiliki oleh Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat) adalah berpegang teguh dengan ajaran Nabi صلى الله عليه وسلم dalam hal akidah (keyakinan), ibadah, akhlak (budi pekerti), dan mu’amalah (interaksi sesama manusia), , Dalam keempat perkara inilah anda dapatkan Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat) sangat tampak menonjol ciri mereka:

Adapun dalam hal akidah, Anda bisa jumpai mereka senantiasa berpegang teguh dengan keterangan dalil Kitabulloh dan Sunnah Rosul-Nya صلى الله عليه وسلم yaitu meyakini tauhid yang murni dalam hal Uluhiyah Alloh , Rububiyah-Nya serta Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya, ,

Adapun dalam hal ibadah, Anda jumpai golongan ini tampak istimewa karena sikap mereka yang begitu berpegang teguh dan berusaha keras menerapkan ajaran aturan hukum Nabi صلى الله عليه وسلم dalam menunaikan ibadah, yang meliputi jenis-jenisnya, cara-caranya, ukuran-ukurannya, waktu-waktunya dan sebab-sebabnya, , Sehingga anda tidak akan menjumpai adanya perbuatan menciptakan kebid’ahan dalam agama Alloh di antara mereka, , Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat beradab terhadap Alloh dan Rosul-Nya, mereka tidak mendahului Alloh dan Rosul-Nya dengan menyusupkan suatu bentuk ibadah yang tidak diizinkan oleh Alloh , ,

Sedangkan dalam hal akhlak, anda pun bisa menjumpai ciri mereka juga seperti itu, , Mereka tampil istimewa dibandingkan selain mereka dengan akhlak yang mulia, seperti contohnya: mencintai kebaikan bagi umat Islam, sikap lapang dada, bermuka ramah, berbicara baik dan pemurah, pemberani dan sifat-sifat lain yang termasuk bagian dari kemuliaan akhlak dan keluhurannya, ,

Dan dalam hal mu’amalah, anda bisa jumpai mereka menjalin hubungan dengan sesama manusia dengan sifat jujur dan suka menerangkan kebenaran, , Dua sifat inilah yang diisyaratkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم di dalam sabdanya,

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Penjual dan pembeli mempunyai hak pilih selama keduanya belum berpisah, , Apabila mereka berdua bersikap jujur dan menerangkan apa adanya niscaya akan diberkahi jual beli mereka, , Dan apabila mereka berdusta dan menyembunyikan (cacat barangnya) maka akan dicabut barakah jual beli mereka berdua, , (Hadits riwwayat Al-Imam Al-Bukhori dan Muslim dari Hakim bin Hizam رضي الله عنه )

Adanya kekurangan pada sebagian karakter ini tidak lantas mengeluarkan individu tersebut dari keberadaannya sebagai bagian dari Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat), , Namun setiap tingkatan orang akan mendapatkan balasan sesuai amal yang mereka perbuat, , Sedangkan kekurangan dalam sisi tauhid terkadang bisa mengeluarkan dirinya dari Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat), seperti contohnya hilangnya keikhlasan, , Demikian pula dalam masalah bid’ah, terkadang dengan sebab bid’ah-bid’ah yang diperbuatnya membuatnya keluar dari keberadaannya sebagai bagian dari Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat), ,

Adapun dalam masalah akhlak dan mu’amalah maka tidaklah seseorang dikeluarkan dari Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat) ini semata-mata karena kekurangan dirinya dalam dua masalah ini, meskipun hal itu menyebabkan kedudukannya menjadi turun, ,

Pendengar yang budiman, kita perlu memperinci permasalahan akhlak karena salah satu faidah dari akhlak ialah terwujudnya kesatuan kata dan bersatu padu di atas kebenaran yang diperintahkan Alloh تعالى kepada kita di dalam firman-Nya,

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ

“Alloh mensyari’atkan kepada kalian ajaran agama yang juga diwasiatkan kepada Nuh dan yang Kami wasiatkan kepadamu dan Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu agar kalian tegakkan agama dan janganlah berpecah belah di dalamnya, , (surat Asy-Syuro ayat 13), ,

Dan Alloh عزوجل memberitakan bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم lepas tanggung jawab dari perbuatan orang-orang yang memecah belah agama mereka sehingga mereka menjadi bergolong-golongan, , Alloh ‘azza wa jalla berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka maka tidak ada tanggung jawabmu atas mereka, , (Qs, , al-An’am: 159)

Sehingga kesatuan kata dan keterikatan hati merupakan salah satu karakter paling menonjol yang dimiliki oleh Al-firqotun-Naajiyah (Golongan Yang Selamat) –Ahlus Sunnah wal Jama’ah-, , Oleh sebab itu apabila muncul perselisihan di antara mereka yang bersumber dari ijtihad dalam berbagai perkara ijtihadiyah, maka hal itu tidaklah membangkitkan rasa dengki, permusuhan ataupun kebencian di antara mereka, , Akan tetapi mereka meyakini bahwasanya mereka adalah bersaudara meskipun terjadi perselisihan ini di antara mereka, , Ini bisa terwujud karena mereka memandang bahwa perselisihan yang bersumber dari ijtihad dalam persoalan yang diijinkan untuk ijtihad pada hakikatnya bukanlah perselisihan, , Alasannya adalah karena masing-masing individu dari dua orang yang berbeda pendapat ini sudah berusaha mengikuti dalil yang harus diikuti olehnya dan dia tidak boleh untuk meninggalkannya, , Oleh sebab itu, apabila mereka melihat saudaranya berbeda pendapat dengannya dalam suatu perbuatan karena mengikuti tuntutan dalil maka sebenarnya saudaranya itu telah sepakat dengan mereka, karena mereka mengajak untuk mengikuti dalil dimanapun adanya, , Sehingga apabila dengan menyelisihi mereka itu, menjadikan dirinya sesuai dengan dalil yang ada (dalam pandangannya), maka pada hakikatnya dia telah bersepakat dengan mereka, karena dia sudah meniti jalan yang mereka serukan dan tunjukkan yaitu keharusan untuk berhukum dengan Kitabulloh dan Sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم , , Dan terjadinya perbedaan pendapat dalam masalah-masalah seperti ini di kalangan para sahabat رضي الله عنهم tidaklah tersembunyi di kalangan banyak ulama, bahkan sudah ada juga di zaman Nabi صلى الله عليه وسلم , , Dan ternyata tidak ada seorangpun di antara mereka yang bersikap keras kepada yang lainnya, , Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم pulang dari perang Ahzab dan Jibril عليه السلامdatang kepada beliau صلى الله عليه وسلم menyuruh beliau صلى الله عليه وسلم agar memberangkatkan para sahabat رضي الله عنهم ke Bani Quroizhoh yang telah membatalkan perjanjian, , Nabi صلى الله عليه وسلم pun berpesan kepada para sahabatnya, “Janganlah kalian sholat ‘Ashar kecuali di Bani Quroizhoh , , (Hadits riwayat Al-imam Al-Bukhori dan Muslim), , Maka mereka berangkat dari Madinah menuju Bani Quroizhoh, , Namun di tengah perjalanan mereka, waktu sholat ‘Ashar sudah hampir habis, , Di antara mereka ada yang mengakhirkan sholat ‘Ashar sampai tiba di Bani Quroizhoh sesudah keluar waktu, , Mereka beralasan karena Nabi صلى الله عليه وسلم telah bersabda, “Janganlah kalian sholat ‘Ashar kecuali di Bani Quroizhoh , , Dan ada juga di antara mereka yang mengerjakan sholat pada waktunya, , Mereka ini mengatakan bahwa yang dimaksud oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم ialah perintah agar mereka bersegera berangkat ke sana dan bukan bermaksud agar kita mengakhirkan sholat di luar waktunya –dan mereka inilah yang benar- akan tetapi meskipun demikian Nabi صلى الله عليه وسلم tidak bersikap keras terhadap salah satu di antara kedua kelompok tersebut, , Dan hal itu tidaklah membuat mereka memusuhi dan membenci shahabat yang lain semata-mata karena perbedaan mereka dalam memahami dalil ini, ,

Pendengar yang budiman, , Demikianlah pertemuan kita kali ini, , Semoga bermanfaat bagi kita semua, ,

والله ولي التوفيق . نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَرْزُقَنَاوَإِيَّاكُمْ الْعِلْمَ النَّافِعَ وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar